Menurut makalah penelitiannya yang diterbitkan di jurnal Astronomy & Astrophysics, dengan ukuran diameter yang hanya sedikit lebih besar dari Saturnus, persis seperti ilustrasi di atas, tarikan gravitasi di permukaan bintang ini rupanya sangat kuat, yakni sekitar 300 kali lebih kuat dari yang dirasakan manusia di Bumi.
Karena gravitasi berbanding lurus dengan massa, bintang ini pun diketahui memiliki massa yang besar, yang cukup untuk memungkinkan fusi hidrogen menjadi helium di inti bintang. Jika saja ia lebih kecil lagi daripada saat ini, tekanan di inti bintang tidak lagi cukup untuk memungkinkan proses fusi ini berlangsung. Fusi hidrogen juga lah yang merupakan sumber energi Matahari kita.
Disebut sebagai EBLM J0555-57Ab (iya, kamu boleh mengabaikan membaca namanya), bintang ini terletak sekitar 600 tahun cahaya jauhnya dari Bumi. Ia merupakan bagian dari sistem biner, sistem dua bintang yang saling mengitari, yang ditemukan saat ia lewat di depan bintang pendampingnya yang jauh lebih besar dalam pandangan dari Bumi.
EBLM J0555-57Ab ditemukan oleh Wide Angle Search for Planets (WASP), sebuah eksperimen pencarian planet asing yang dijalankan oleh Universitas Keele, Universitas Warwick, Universitas Leicester, dan Universitas St Andrews.
Seperti yang sudah disinggung di atas, EBLM J0555-57Ab terdeteksi saat ia lewat di depan, atau disebut sebagai transit, bintang pendampingnya yang lebih besar, membentuk apa yang disebut gerhana sistem biner.
Sistem biner EBLM J0555-57. Kredit foto: Wikimedia Commons |
Dengan ukurannya yang "mungil" (dalam skala kosmis, tentu saja), EBLM J0555-57Ab pun dinobatkan sebagai bintang terkecil yang pernah ditemukan para astronom sejauh ini.
Bisakah sebuah bintang memiliki ukuran yang lebih kecil dari EBLM J0555-57Ab? Dilansir EarthSky, para astronom mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin, karena untuk menciptakan reaksi fusi termonuklir yang dibutuhkan bintang untuk bersinar, sebuah bintang membutuhkan massa minimum, dan EBLM J0555-57Ab ini adalah batas bawahnya.
Seandainya bintang ini terbentuk dengan massa yang sedikit lebih rendah, reaksi fusi hidrogen di intinya tidak dapat dipertahankan, dan bintang itu malah akan berubah menjadi kerdil cokelat.
Sayangnya, karena ukurannya yang kecil dan jaraknya yang cukup jauh dari Bumi, bintang yang satu ini sangat sulit diamati dengan mata telanjang karena sangat redup. Bagi para astronom, bintang redup seperti EBLM J0555-57Ab adalah kandidat terbaik untuk mencari planet asing seukuran Bumi yang mungkin memiliki air dalam bentuk cair di permukaannya.