Info Astronomy - Pada siang hari, Matahari adalah bintang yang mendominasi langit karena kedekatannya dengan Bumi. Namun, ketika Matahari terbenam, bintang paling terangnya bukan lagi Matahari, melainkan Sirius.
Yup, Sirius dalah bintang paling terang di langit malam dengan magnitudo visual -1,46, hampir dua kali lebih terang dari Canopus, bintang paling terang kedua. Namanya berasal dari istilah Yunani, Σείριος (dibaca: Seirios) yang artinya "bersinar terang".
Beberapa budaya memiliki penggambaran yang berbeda dan penamaan yang berbeda pula untuk Sirius. Misalnya bagi orang-orang Tiongkok kuno, Sirius berhubungan dengan busur dan anak panah raksasa yang dibentuk oleh rasi bintang Puppis dan Canis Major. Dalam hal ini, ujung panah diarahkan ke Sirius yang direpresentasikan sebagai serigala, atau nama dalam bahasa Tiongkoknya adalah Tiānláng.
Sementara itu, Sirius juga disebutkan dalam Alquran Surah An-Najm, di mana bintang ini disebut dengan nama Aš-ši'rā, atau ash-shira, yang artinya "Pemimpin".
Sirius tampak sangat terang karena luminositas intrinsiknya dan jaraknya yang relatif dekat dengan Bumi kita, yakni sekitar 2,64 parsec (8,6 tahun cahaya). Bahkan, menurut SkyandTelescope.com, Sirius secara bertahap bergerak "mendekati" tata surya kita dengan kecepatan 40 kilometer per detik karena pergerakannya di galaksi Bimasakti, sehingga kecerahannya akan sedikit meningkat selama 60.000 tahun ke depan.
Namun, segera setelah itu, jaraknya akan mulai menjauh lagi, membuat bintang ini akan semakin redup. Meski begitu, Sirius diperkirakan akan terus menjadi bintang paling terang di langit malam Bumi selama 210.000 tahun ke depan.
Menariknya, meskipun diketahui bahwa Sirius adalah bintang yang berwarna putih kebiruan, menurut EarthSky.org bintang yang satu ini juga dijuluki sebagai bintang pelangi. Julukan itu diberikan karena cahaya Sirius sering berkelap-kelip dengan banyak warna.
Kelap-kelip Sirius yang seperti pelangi ini terkadang membuat orang-orang awan yang melihat Sirius menyangkanya sebagai UFO saking terangnya bintang yang satu ini.
Faktanya, perubahan ini terjadi pada semua bintang, ketika cahaya bintang harus melalui selimut atmosfer Bumi. Kepadatan dan suhu udara di atmosfer Bumi yang bervariasi lah yang memengaruhi perubahan warna pada cahaya bintang. Walau begitu, efek ini lebih terlihat untuk Sirius karena ia sangat terang.
Saking terangnya bintang ini, Sirius dapat diamati di siang hari dengan mata telanjang dalam kondisi yang tepat. Idealnya, langit harus sangat cerah, dengan pengamat berada di area yang tinggi, misalnya di pegunungan, dan Sirius sedang berada di langit atas kepala dengan Matahari rendah di cakrawala.
Di langit Bumi, Sirius berada dalam rasi bintang Canis Major, menjadi bintang paling terang di rasi bintang tersebut sehingga diberi nama Alpha Canis Majoris, disingkat Alpha CMa atau α CMa.
Ia diklasifikasikan oleh para astronom sebagai bintang tipe "A", yang artinya Sirius merupakan bintang yang jauh lebih panas dari Matahari kita. Menurut UniverseToday.com, suhu permukaannya sekitar 9.400 derajat Celcius, sedangkan Matahari "hanya" 5.500 derajat Celcius.
Dengan massa lebih dari dua kali lipat massa Matahari dan diameternya hampir dua kali lipat diameter Matahari, Sirius mengeluarkan 26 kali lebih banyak energi dibanding Matahari. Ia adalah bintang deret utama, jenis bintang yang menghasilkan sebagian besar energinya dengan mengubah hidrogen menjadi helium melalui fusi nuklir di intinya.
Sirius memiliki bintang pendamping kecil dan redup, yang mana merupakan jenis kerdil putih, dengan massa 1,02 kali massa Matahari. Pendampingnya diberi nama Sirius B, dulunya adalah bintang yang besar, tetapi sekarang diperkirakan diameternya hanya seukuran Bumi, terlalu redup untuk dilihat tanpa teleskop.