Info Astronomy - Kabarnya, fenomena Blue Moon atau Bulan Biru akan terjadi hari ini, 22 Agustus 2021. Namun, sudah tahu belum fenomena apa Bulan Biru itu? Apakah Bulan akan muncul dengan warna biru? Sayangnya keliru!
Istilah "Bulan Biru" sendiri sebenarnya bukan istilah astronomi, melainkan cerita rakyat. Ada dua definisi bagi Bulan untuk bisa dikatakan sebagai Bulan Biru. Pertama, Bulan Biru adalah fase Bulan purnama kedua dalam satu bulan kalender. Misalnya 1 Agustus kemarin ada Bulan Purnama, tetapi 31 Agustus muncul purnama lagi. Purnama kedua itu dijuluki Bulan Biru.
Kedua, Bulan Biru adalah fase Bulan purnama ketiga dalam satu musim. Maksudnya begini, biasanya, satu periode musim yang dimulai dari solstis hingga ekuinoks berlangsung selama tiga bulan, dan dengan demikian kita akan melihat tiga fase Bulan purnama tiap bulannya.
Namun, pada tahun ini, ada sedikit perbedaan: Bulan purnama pada Juni 2021 kemarin terjadi hanya tiga hari setelah solstis (awal musim panas di belahan Bumi utara), sehingga sepanjang musim panas ini, sampai ekuinoks September 2021 mendatang, terjadi empat kali fase Bulan Purnama, yakni pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan September.
Nah, fase Bulan purnama ketiga (yang terjadi pada 22 Agustus 2021) itulah yang dijuluki sebagai Bulan Biru. Sayangnya, tidak diketahui secara pasti kenapa Bulan purnama ketiga yang dijuluki Bulan Biru, bukan Bulan purnama pertama atau keempat. Cerita rakyat memang aneh.
Karena hanya merupakan istilah atau julukan belaka, Bulan purnama tidak akan muncul dengan cahaya kebiruan. Bulan akan muncul normal seperti biasanya. Terbit saat Matahari terbenam, terlihat sepanjang malam, dan terbenam ketika Matahari terbit esok hari.
Kenapa Disebut Bulan Biru Kalau Tidak Biru?
Dalam kebudayaan Barat, dikenal adanya kiasan "Once in a Blue Moon", yang biasanya digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang jarang terjadi. Nah, fenomena Bulan purnama kedua dalam satu bulan kalender ataupun Bulan purnama ketiga dalam satu musim adalah hal yang bisa dibilang langka.
Menurut EarthSky.org, Bulan purnama ketiga dalam satu musim seperti yang terjadi hari ini dapat terjadi hanya sebanyak 7 kali setiap 19 tahun. Hal ini terjadi karena ada perbedaan hitungan antara kalender lunar dan kalender masehi. Kalender lunar memiliki jumlah hari yang sedikit lebih pendek dari rata-rata kalender masehi, yang berarti keduanya tidak sinkron dengan baik hampir sepanjang waktu.
Karena cukup langka itu, kiasan "Once in a Blue Moon" jadi merembet untuk menjuluki Bulan purnama kedua dalam satu bulan kalender maupun Bulan purnama ketiga dalam satu musim.
Ada pula yang mengatakan bahwa istilah "Blue Moon" pada awalnya berasal dari suatu julukan dari bahasa Inggris kuno, belewe, yang artinya berkhianat. Dan seiring berjalannya waktu, kata "belewe" itu berubah menjadi "blue", yang artinya biru.
Jadi, Bulan purnama kedua dalam satu bulan kalender atau Bulan purnama ketiga dalam satu musim kemungkinan dianggap "berkhianat" karena seharusnya tidak muncul.
Sekali lagi, sampai di sini sudah jelas ya, fenomena Bulan Biru bukan menyatakan bahwa Bulan akan muncul dengan warna yang benar-benar biru, itu hanya julukan saja yang diberikan berdasarkan cerita rakyat turun temurun.
Bulan tidak akan berwarna biru malam ini, 22 Agustus 2021.