Info Astronomy - Teleskop Antariksa James Webb, saat artikel ini diterbitkan, masih berada dalam perjalanannya menuju titik orbitnya sekitar 1,5 juta kilometer dari Bumi. Namun, tahukah kamu kalau Webb belum tentu aman dari tabrakan dengan batuan-batuan angkasa kecil yang disebut meteoroid?
Saat berputar mengelilingi Matahari dalam orbit yang dikenal sebagai titik Lagrange 2 (L2), Webb kemungkinan akan bertemu dengan banyak batuan-batuan angkasa kecil di sepanjang jalur orbitnya, dan tabrakan dengan batuan-batuan kecil itu kemungkinan tidak dapat dihindari.
"Tabrakan (Webb) dengan beberapa meteoroid kapan saja akan terjadi," kata Michelle Thaller, ilmuwan di NASA Goddard Space Flight Center. "Selama masa misinya, akan ada beberapa kerusakan pada cermin teleskop Webb akibat benturan dengan meteoroid-meteoroid."
Webb itu sendiri memang cukup rentan, tetapi tim ilmuwan yang mengembangkannya selama lebih dari 30 tahun mengatakan Webb kemungkinan akan mampu bertahan dari beberapa kerusakan.
"Katakanlah ada sebongkah kecil batuan angkasa menabraknya," kata Julie Van Campen, seorang insinyur NASA, "Dan kemudian tabrakan itu menimbulkan masalah seperti itu memecahkan cermin utamanya. Bagaimanapun, Webb masih bisa tetap bekerja."
Para ilmuwan telah berpikir jauh ke depan saat membangun dan mengembangkan Webb. Cermin teleskop, misalnya, dirancang cukup tebal dan kokoh untuk menerima beberapa kali benturan dengan batuan angkasa tanpa harus menghentikan misi ilmiah Webb saat sudah mulai bekerja nanti.
Dan untungnya, masih kata Van Campen, jika sebuah batuan angkasa kecil ada yang menabrak pelindung Mataharinya dan kemudian merobeknya, setidaknya akan ada empat lapisan pelindung Matahari yang bisa menahan tabrakan itu.
Namun sayangnya, jika kerusakan Webb akibat tabrakan dengan batuan angkasa cukup parah, para ilmuwan tidak bisa memperbaikinya secara langsung karena Webb terlalu jauh dari Bumi. Ia tidak seperti Teleskop Antariksa Hubble, yang sempat dikunjungi oleh para astronaut dengan pesawat ulang-alik selama lima kali antara tahun 1993 hingga 2009 untuk perbaikan dan peningkatan kualitas optiknya. Jika Webb rusak parah, tidak ada cara untuk mengunjunginya dengan misi berawak, menggunakan teknologi saat ini.
Tapi ada satu perbedaan penting: Hubble beroperasi di orbit yang jauh lebih berantakan karena dihuni oleh satelit-satelit lainnya, yakni di orbit rendah Bumi. Sedangkan Webb akan mengorbit Matahari di L2, lokasi yang sebenarnya lebih bersih dalam hal sampah luar angkasa buatan manusia.
Teleskop antariksa James Webb diperkirakan akan bertahan setidaknya selama sepuluh tahun, yang mana dihitung dari seberapa banyak jumlah bahan bakar yang dibutuhkan teleskop untuk menjaga dirinya tetap bisa stabil di orbit L2 dan menjalankan instrumen ilmiahnya.
Meteoroid memang menjadi momok besar bagi Webb, potensi bertabrakan sangat mungkin terjadi, tetapi semoga saja tidak ada tabrakan fatal yang menyebabkan Webb hancur lebur di luar angkasa.
Jaga diri baik-baik ya, Webb!
Sumber:
Sumber Jurnal:
- CMO, J. G. (2006). James Webb Space Telescope Project.
- Fellini, R. A., & Kropp, Y. L. (2008). James Webb Space Telescope Sunshield: Challenges in Analysis of Gossamer Structures. Technology Review, 17.
- Lightsey, P. A., Atkinson, C. B., Clampin, M. C., & Feinberg, L. D. (2012). James Webb Space Telescope: large deployable cryogenic telescope in space. Optical Engineering, 51(1), 011003.