Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Yuk Lihat Gerhana Bulan Parsial 29 Oktober 2023

Pada 29 Oktober 2023 mendatang, fenomena gerhana Bulan parsial akan terjadi dan bisa disaksikan di Indonesia.
Gerhana Bulan Parsial. Kredit: Shutterstock

InfoAstronomy - Pada 29 Oktober 2023 mendatang, fenomena gerhana Bulan parsial akan terjadi dan bisa disaksikan di Indonesia. Jam berapa dan apakah ada dampaknya bagi Bumi? Mari simak artikelnya!

Gerhana Bulan adalah fenomena alam yang menakjubkan yang telah diamati dan dipelajari oleh manusia selama ribuan tahun. Fenomena ini terjadi ketika Bumi bergerak di antara Matahari dan Bulan, sehingga bayangan Bumi jatuh pada permukaan Bulan. Ini berarti bahwa gerhana Bulan hanya dapat terjadi pada fase Bulan purnama, ketika Bulan berada di sisi Bumi yang berlawanan dengan Matahari.

Walau begitu, tidak selalu gerhana Bulan terjadi pada fase Bulan purnama. Untuk bisa terjadi gerhana Bulan, bidang orbit Matahari-Bumi-Bulan harus benar-benar segaris lurus. Karena diketahui, bidang orbit Bulan miring sekitar 5 derajat terhadap ekliptika, sehingga gerhana Bulan tidak bisa selalu terjadi setiap bulannya.

Posisi Bulan dalam orbitnya. Kredit: Timeanddate.com

Ada dua jenis gerhana Bulan: total dan parsial. Gerhana Bulan total terjadi ketika seluruh Bulan masuk ke dalam bayangan Bumi, atau umbra, yang menyebabkan Bulan tampak merah atau oranye gelap. Sementara itu, gerhana Bulan parsial terjadi ketika hanya sebagian Bulan masuk ke dalam umbra.

Pada tanggal 29 Oktober 2023, kita akan menyaksikan gerhana Bulan parsial. Selama gerhana ini, hanya sebagian Bulan yang akan masuk ke dalam umbra Bumi, sehingga hanya sebagian Bulan yang akan tampak merah atau oranye gelap. Bagian lain dari Bulan akan tetap terang, meski mungkin tampak sedikit lebih redup dari biasanya.

Jam Berapa Bisa Diamati?

Gerhana Bulan parsial ini akan terlihat dari sebagian besar benua Asia, Afrika, Eropa, serta serta Australia. Waktu dan durasi gerhana akan bervariasi tergantung pada lokasi pengamat, tetapi gerhana akan berlangsung selama beberapa jam.

Di Indonesia sendiri, berikut alur waktu gerhananya:
  • Gerhana penumbra dimulai: 01:01 WIB, 02:01 WITA, 03:01 WIT
  • Gerhana parsial dimulai: 02:35 WIB, 03:35 WITA, 04:35 WIT
  • Puncak gerhana: 03:14 WIB, 04:14 WITA, 05:14 WIT
  • Gerhana parsial berakhir: 03:52 WIB, 04:52 WITA, 05:52 WIT
  • Gerhana penumbra berakhir: 05:26 WIB, 06:26 WITA, 07:26 WIT
Peta gerhana Bulan parsial 29 Oktober 2023. Kredit: Fred Espenak

Salah satu hal yang paling menarik tentang gerhana Bulan adalah bahwa mereka dapat diamati dari mana saja di Bumi di mana Bulan tampak di langit. Tidak seperti gerhana Matahari, yang hanya bisa dilihat dari jalur sempit di permukaan Bumi, gerhana Bulan bisa dilihat oleh siapa saja yang berada di sisi Bumi yang menghadap Bulan.

Adakah Dampaknya untuk Bumi?

Meskipun gerhana Bulan adalah fenomena yang menarik, mereka tidak memiliki dampak signifikan bagi Bumi. Gerhana Bulan tidak mempengaruhi iklim, cuaca, atau aktivitas geologis Bumi. Namun, mereka dapat mempengaruhi perilaku hewan, terutama hewan yang aktif di malam hari. Beberapa hewan dapat bingung atau terganggu oleh perubahan cahaya Bulan selama gerhana.

Gerhana Bulan juga memiliki nilai penting bagi ilmu pengetahuan. Dengan mempelajari gerhana Bulan, para ilmuwan dapat mempelajari lebih lanjut tentang orbit dan komposisi Bulan, serta tentang bagaimana cahaya Matahari berinteraksi dengan atmosfer Bumi. Gerhana Bulan juga telah digunakan oleh ilmuwan untuk menguji teori fisika, seperti teori relativitas umum Einstein.

Akhirnya, gerhana Bulan adalah pengingat tentang keajaiban alam semesta dan tempat kita di dalamnya. Mereka adalah fenomena yang menakjubkan yang dapat dinikmati oleh siapa saja, dari astronom amatir hingga profesional. Jadi, pada tanggal 29 Oktober 2023, pastikan untuk melihat ke langit dan menikmati tontonan yang luar biasa ini.

Pengamatan disarankan menggunakan teleskop. Bagi kamu yang belum memiliki teleskop, bisa mendapatkannya di InfoAstronomyStore.com.

Sumber:
  • Espenak, F. (1989). Fifty Year Canon of Lunar Eclipses, 1986-2035 (Vol. 1216). NASA, Office of Management, Scientific and Technical Information Division.
  • Mallama, A. (2021). Lunar Eclipse Phenomena: Modeled and Explained. arXiv preprint arXiv:2112.08966.
  • Plotner, T. (2010). Lunar Eclipses: 2021–2030. Moonwalk with Your Eyes: A Pocket Field Guide, 293-295.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.