Ilustrasi lubang cacing. Kredit: Rost9/Shutterstock |
InfoAstronomy - Wormhole atau lubang cacing dikenal sebagai jalan pintas terbaik di alam semesta. Secara teoritis, lubang cacing dapat menghubungkan sudut-sudut yang jauh di alam semesta (atau bahkan alam semesta yang berbeda), sehingga memungkinkan kita untuk pergi ke suatu tempat yang jauh di alam semesta dalam waktu singkat.
Ya, lubang cacing adalah solusi sempurna untuk mengatasi masalah kecepatan cahaya yang sangat terbatas (hanya 300.000 kilometer per detik), yang merupakan hambatan untuk melakukan perjalanan cepat melintasi alam semesta. Sebagai contoh, dengan kecepatan cahaya, mengunjungi galaksi Andromeda masih butuh waktu 2,5 juta tahun perjalanan. Lubang cacing bisa mempersingkatnya.
Namun, sayang sekali, sejauh yang diketahui para astronom, lubang cacing tidak eksis di alam semesta.
Latar Belakang Ilmiah
Lubang cacing mungkin saja ada, akan tetapi para astronom tidak tahu proses ilmiah seperti apa yang dapat membuat lubang cacing bisa ada. Atau, dalam hal ini, para astronom belum yakin apakah memang benar lubang cacing berguna bagi kita untuk menjadi jalan pintas yang potensial.
Albert Einstein memperkenalkan Teori Relativitas Umum pada tahun 1915. Teori ini mendeskripsikan gravitasi sebagai lengkungan ruang-waktu yang disebabkan oleh massa dan energi. Persamaan medan gravitasi Einstein yang kompleks menjadi dasar untuk memahami fenomena di alam semesta.
Pada tahun 1935, Einstein dan fisikawan Nathan Rosen bekerja sama untuk mencari solusi persamaan medan gravitasi Einstein yang menggambarkan sesuatu yang disebut "jembatan" atau "lubang cacing". Mereka menemukan solusi yang mengejutkan yang menggambarkan struktur yang menghubungkan dua ruang-waktu yang berbeda.
Lahirlah istilah "Jembatan Einstein-Rosen", hal membentuk struktur seperti lubang cacing. Ini adalah semacam saluran yang menghubungkan dua wilayah ruang-waktu yang terpisah. Pada dasarnya, ini juga merupakan jalan pintas melalui dimensi keempat (waktu dan tiga dimensi ruang) yang memungkinkan perjalanan antar ruang-waktu.
Ilustrasi jembatan Einstein-Rosen. Kredit: edobric/Shutterstock |
Sekadar Hipotesis, atau Memang Eksis?
Nah, pertanyaannya sekarang adalah: Apakah manusia bisa memanfaatkan lubang cacing? Apakah kita bisa berpergian ke lokasi yang jauh di alam semesta dengan cepat lewat lubang cacing? Atau bahkan, apakah kita bisa menjelajah waktu dengan lubang cacing ini?
Masalah pertama yang dihadapi siapapun yang ingin menggunakan lubang cacing adalah menemukannya. Meskipun penelitian Einstein menyatakan bahwa lubang cacing mungkin saja ada, saat ini kita belum menemukan satu pun.
Permasalahan kedua adalah, meskipun telah dilakukan penelitian selama bertahun-tahun, para ilmuwan masih belum yakin bagaimana cara kerja lubang cacing. Bisakah teknologi yang kita miliki sekarang menciptakan dan memanipulasi lubang cacing, atau apakah lubang cacing itu murni bagian dari alam semesta? Apakah lubang cacing dapat tetap terbuka selamanya, atau hanya dapat dilintasi dalam waktu terbatas? Dan mungkin yang paling penting, apakah mereka cukup stabil untuk memungkinkan manusia melakukan perjalanan di dalamnya?
Jawaban atas semua ini: Para ilmuwan tidak tahu.
Namun bukan berarti para ilmuwan tidak menelitinya lebih lanjut. Meskipun tidak ada lubang cacing yang eksis saat ini untuk dipelajari, para ilmuwan masih dapat memodelkan dan menguji persamaan Einstein yang terkait lubang cacing.
Jadi, sampai kita menemukan satu saja lubang cacing yang sebenarnya untuk dipelajari, atau menyadari bahwa lubang cacing tidak dapat membantu kita menjelajahi alam semesta, kita masih harus melakukan perjalanan luar angkasa dengan cara lama: Menggunakan roket.
Pelajari Lebih Jauh
Tertarik belajar lebih jauh tentang lubang cacing, memelajari rumus-rumus fisika terkait lubang cacing, bahkan latihan praktik memahami potensi perjalanan melalui lubang cacing?
Ikuti kelas astronomi online Memahami Lubang Hitam, Lubang Putih, dan Lubang Cacing di BelajarAstro.com yuk. Klik di sini.
Sumber:
- Dai, D. C., & Stojkovic, D. (2019). Observing a wormhole. Physical Review D, 100(8), 083513.
- James, O., von Tunzelmann, E., Franklin, P., & Thorne, K. S. (2015). Visualizing Interstellar's wormhole. American Journal of Physics, 83(6), 486-499.
- Maldacena, J., & Qi, X. L. (2018). Eternal traversable wormhole. arXiv preprint arXiv:1804.00491.
- Rodrigo, E. (2010). The physics of stargates: Parallel universes, time travel, and the enigma of wormhole physics. Eridanus Press.