Ilustrasi hujan meteor. Kredit: Dibuat dengan AI |
InfoAstronomy - Jumat dini hari, 17 November 2023, amati langit timur arah rasi bintang Leo. Hujan meteor Leonid dengan intensitas 15 meteor per jam akan muncul dan dapat diamati hingga menjelang Matahari terbit dengan mata telanjang!
Hujan meteor adalah salah satu fenomena alam paling menakjubkan yang dapat dinikmati oleh pengamat langit di seluruh dunia. Meskipun istilah "hujan" mungkin menimbulkan gambaran air yang turun dari langit, hujan meteor sebenarnya melibatkan lapisan langit yang diterangi oleh serangkaian kilatan cahaya yang disebut meteor atau bintang jatuh.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi selama fenomena hujan meteor, bagaimana hal itu terjadi, dan beberapa hujan meteor terkenal yang dapat dinikmati oleh pengamat langit.
Apa Itu Meteor?
Sebelum kita memahami fenomena hujan meteor, penting untuk memahami apa yang sebenarnya dimaksud dengan "meteor" dulu nih.
Meteor adalah partikel kecil atau debu (disebut meteoroid) yang memasuki atmosfer Bumi dan terbakar akibat gesekan dengan udara. Saat memasuki atmosfer, partikel ini bergerak dengan kecepatan yang tinggi dan menghasilkan panas yang cukup untuk membuatnya bersinar, menciptakan efek kilatan cahaya yang kita kenal sebagai meteor.
Nah, hujan meteor terjadi ketika Bumi melintasi jalur partikel atau debu di angkasa, yang ditinggalkan oleh komet atau asteroid dalam perjalanannya sepanjang orbitnya. Ketika Bumi melintasi jalur ini, partikel atau debu tersebut masuk ke atmosfer dan menyebabkan serangkaian meteor yang bersinar.
Hujan meteor tidak berbahaya, lho. Itu karena sebagian besar meteor tidak pernah mencapai permukaan Bumi. Sebaliknya, mereka terbakar sepenuhnya selama perjalanan melalui atmosfer, dan yang terlihat oleh pengamat langit hanyalah jejak cahaya yang memudar dengan cepat.
Walau begitu, jika sebuah meteoroid cukup besar dan kuat untuk mencapai permukaan Bumi, bagian yang tidak terbakar dapat ditemukan sebagai meteorit di permukaan Bumi.
Hujan Meteor Leonid
Sesuai namanya, hujan meteor Leonid muncul dari arah rasi bintang Leo. Bagi kamu yang tidak tahu di mana letak rasi bintang Leo, kamu dapat menggunakan aplikasi peta langit, atau cukup mengamati langit timur pada pukul 02:00 dini hari besok pagi, 17 November 2023.
Titik radian hujan meteor Leonid. Kredit: Timeanddate.com |
Meteor-meteor memang sebenarnya akan muncul dari segala penjuru langit, akan tetapi jika kita melihat ke arah rasi bintang Leo, akan terlihat jauh lebih banyak meteor dibandingkan di arah langit lainnya. Jadi pastikan kamu menemukan rasi bintang Leo, ya!
Tips dan Trik Melihat Hujan Meteor
Hujan meteor berbeda dari hujan air yang munculnya keroyokan. Untuk Leonid, akan terlihat maksimum 15 meteor per jam. Itu artinya, rata-rata akan ada 1 meteor per 4 menit. Jumlah ini akan tampak sedikit jika kamu tidak sabaran.
Melihat hujan meteor perlu kesabaran tinggi. Kamu perlu mengamatinya sepanjang malam juga. Karena jika pengamatan cuma 5-10 menit, sudah pasti tidak akan ada meteor yang bisa kamu amati. Ditambah lagi, sebenarnya kita perlu adaptasi mata dengan gelapnya langit minimum 30 menit.
Oh iya, satu lagi, ketika mengamati hujan meteor di malam hari, pastikan untuk membawa pakaian yang hangat dan selimut agar tetap nyaman.
Selamat berburu meteor!
Sumber:
- Dick, S. J., & Dick, S. J. (2020). Observation and Interpretation of the Leonid Meteors Over the Last Millennium. Space, Time, and Aliens: Collected Works on Cosmos and Culture, 549-569.
- Egal, A., Wiegert, P., Brown, P. G., Moser, D. E., Campbell-Brown, M., Moorhead, A., ... & Moticska, N. (2019). Meteor shower modeling: Past and future Draconid outbursts. Icarus, 330, 123-141.
- Norman, N. (2022). Meteor Showers in 2023. Yearbook of Astronomy 2023, 191.
- Sergienko, M. V., Sokolova, M. G., Andreev, A. O., & Nefedyev, Y. A. (2020, December). The study of near Earth objects and meteor showers. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1697, No. 1, p. 012036). IOP Publishing.