Ilustrasi. Kredit: Astrophotograpy Lens |
InfoAstronomy - Analisis cermat terhadap kurva cahaya pada bintang super raksasa merah tua Betelgeuse mengungkap kemungkinan adanya bintang ke-2 yang mengitarinya. Dengan kata lain, titik cahaya yang kita lihat sebagai Betelgeuse selama ini kemungkinan adalah 2 bintang, dengan bintang yang lebih kecil bermassa 1,7 kali massa Matahari. Jika demikian, apakah supernova Betelgeuse masih akan terjadi?
Betelgeuse adalah bintang variabel. Kecerlangannya berubah secara periodik dan terkadang mengalami perubahan cahaya yang tidak teratur. Dalam beberapa tahun terakhir, Betelgeuse mengalami periode peredupan yang menyebabkan para astronom berspekulasi kalau Betelgeuse yang merupakan bintang super raksasa merah terdekat Bumi (jaraknya 427 tahun cahaya) yang akan mengalami supernova.
Sebelum terjadinya peredupan besar pada tahun 2019 silam, para astronom mengatakan bahwa Betelgeuse memang akan meledak, tapi mungkin tidak dalam waktu dekat, melainkan masih ribuan hingga ratusan ribu tahun lagi.
Variasi Siklus Betelgeuse yang Agak Laen
Selama sekitar 2.170 hari, sekelompok astronom sempat menyelidiki siklus peredupan dan kecerlangan Betelgeuse. Dalam pengamatan ini, teramati adanya variasi periode sekunder yang panjang, yang tidak biasa terjadi pada bintang sekelas Betelgeuse.
Selama ini, penjelasan ilmiah yang paling umum untuk fenomena periode sekunder yang panjang seperti yang terjadi pada Betelgeuse ini adalah, bintang yang mengalaminya pastilah berada dalam sistem bintang ganda (dua bintang yang saling mengitari). Dan kemungkinan, Betelgeuse juga demikian.
Bintang-bintang variabel seperti Betelgeuse mengalami fenomena berdenyut, lapisan terluarnya bisa membesar dan mengecil seperti jantung memompa darah dari waktu ke waktu. Kita bisa memelajari variabilitas bintang seperti Betelgeuse dengan menggunakan teknik yang disebut kecepatan radial, yaitu pergerakan sesuatu di ruang angkasa (dalam hal ini, pergerakan permukaan terluar Betelgeuse) yang mendekati atau menjauhi kita.
Namun, pada Betelgeuse, variasi kecepatan radial tidak sejalan dengan kurva cahayanya, pengukurannya juga tidak sejalan dengan pengukuran kerlipannya. Apa yang terjadi?
Menurut astronom Jared A. Goldberg, Meridith Joyce, dan László Molnár, kelompok astronom yang meneliti siklus peredupan dan kecerlangan Betelgeuse ini, Betelgeuse bukan satu bintang, tapi dua bintang!
Kecerlangan Betelgeuse akan meningkat ke yang paling terang ketika bintang super raksasa merah dan teman kecilnya yang hipotetis ini bersinar bersama, dalam pandangan dari Bumi. Namun, ketika pendampingnya berada di belakang bintang super raksasa merah, kecerlangan Betelgeuse menurun.
Peredupan Besar
Pada tahun 2019, kecerlangan Betelgeuse menurun secara dramatis dan tidak terduga. Peredupan tersebut bahkan berlangsung hingga tahun 2020. Fenomena ini dijuluki sebagai The Great Dimming atau Peredupan Besar.
Pada saat itu, ada banyak spekulasi bahwa Betelgeuse mungkin akan segera meledak dalam supernova. Namun, bintang ini tidak meledak juga, hingga kemudian keberadaan debu bintang di sekitar Betelgeuse disinyalir sebagai penyebab atas peredupan tersebut.
Peredupan Besar memicu gelombang ketertarikan penelitian terhadap Betelgeuse. Peristiwa ini menarik imajinasi orang-orang: akankah kita melihat bintang merah yang kita kenal ini berkobar-kobar dalam kecemerlangannya, menjadi bintang paling terang di langit malam, bahkan mungkin bisa terlihat di siang hari ketika supernovanya terjadi?
Penelitian-penelitian terhadap Betelgeuse pasca-Peredupan Besar ini telah menghasilkan banyak pembaruan dan revisi dalam pemahaman kita mengenai perilaku dan parameter fundamental Betelgeuse, serta membuka jalur penyelidikan baru terhadap beberapa sifat Betelgeuse yang kurang dipahami dengan baik. Hingga akhirnya ...
Betelgeuse Memiliki Pendamping?
Jadi, apakah Betelgeuse adalah bintang ganda? Hipotesis bahwa Betelgeuse adalah bintang ganda sudah ada sejak 25 tahun lalu. Pengamatan dan interpretasi sejak Peredupan Besar memperkuat hipotesis tersebut.
Bintang yang belum diketahui dan dihipotesiskan ini, yang dijuluki "Betelbuddy", kemungkinan besar bermassa 1,7 lipat massa Matahari. Para astronom berpendapat, ketika Betelbuddy melintas di antara Bumi dan bintang utama Betelgeuse, bintang ini akan mengacaukan gas-gas yang biasanya menghalangi cahaya Betelgeuse, sehingga Betelgeuse tampak lebih terang.
Meskipun bintang ini belum dikonfirmasi dengan pengamatan langsung, bintang seperti Betelgeuse yang memiliki pasangan bintang sebenarnya sangat mungkin terjadi. Lagipula, sekitar 85 persen bintang merupakan sistem bintang ganda.
Dengan mengetahui apakah ada bintang pendaming yang lebih kecil yang mengitari Betelgeuse yang terletak di bahu Orion itu, kita bisa mengetahui berapa lama lagi Betelgeuse bisa hidup. Betelgeuse diperkirakan masih akan meledak sebagai supernova suatu hari nanti, mungkin dalam waktu dekat, mungkin juga dalam waktu ribuan tahun lagi.
Ketika Betelgeuse akhirnya meledak, ia mungkin akan terlihat di siang hari. Tapi itu mungkin tidak akan terjadi setidaknya dalam periode kehidupan manusia yang membaca artikel ini pada tahun 2024.
Sumber & Referensi:
- Goldberg, J. A., Joyce, M., & Molnár, L. (2024). A Buddy for Betelgeuse: Binarity as the Origin of the Long Secondary Period in Alpha Orionis. arXiv preprint arXiv:2408.09089.
- Grossman, L. (2024). Betelgeuse has a tiny companion star hidden in plain sight. ScienceNews.
- Orf, D. (2024). Betelgeuse, Betelgeuse... Betelbuddy? Experts Think This Supergiant Star Might Have a Partner. Popular Mechanics.