Komet C/2024 S1 (ATLAS) yang tampak memanjang karena pecah. Kredit: F. Manzini et al. / Astronomer's Telegram #16857 |
InfoAstronomy - Pada artikel kami sebelumnya, Komet C/2024 S1 (ATLAS) diprediksi muncul terang pada akhir Oktober 2024 mendatang, bahkan diprediksi lebih terang dari planet Venus. Sayangnya, menurut pengamatan terbaru, komet ini pecah. Apa dampaknya?
Komet C/2024 S1, yang ditemukan oleh observatorium Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) yang terletak di Hawaii pada 28 September 2024, digadang-gadang akan menjadi salah satu fenomena langit yang paling menarik pada tahun 2024.
Komet ini, bagian dari keluarga Kreutz sungrazer, memiliki jalur orbit yang sangat dekat dengan Matahari, menjanjikan tontonan yang spektakuler menjelang perihelionnya, atau jarak terdekatnya dari Matahari pada 28 Oktober 2024. Namun, seiring perjalanannya mendekati Matahari, para astronom dan pengamat langit dikejutkan oleh suatu hal: komet ini pecah!
Komet ATLAS diidentifikasi memiliki warna kehijauan, yang menunjukkan keberadaan karbon diatomik, sebuah ciri khas dari banyak komet. Pada saat penemuannya, magnitudo visualnya dilaporkan bervariasi antara +16,9 hingga +11,5, menandakan potensi kecerahan yang cukup untuk diamati dengan mata telanjang atau dengan bantuan alat optik sederhana seperti binokular.
Saat komet mendekati Matahari, harapannya adalah bahwa komet ini akan menjadi sangat terang, mungkin bahkan lebih terang dari Venus, menjadikannya salah satu komet terang yang bisa diamati pada siang hari. Prediksi ini didasarkan pada perilaku komet Kreutz sungrazer sebelumnya, komet C/1965 S1 (Ikeya-Seki) pada tahun 1965, yang mencapai magnitudo -10.
Komet C/1965 S1 (Ikeya-Seki) yang muncul pada Oktober 1965 silam. Kredit: Wikimedia Commons |
Namun, seiring pendekatannya ke Matahari, tekanan dari radiasi matahari dan gaya gravitasi mulai berdampak pada komet ini. Laporan dari para pengamat komet mengindikasikan bahwa C/2024 S1 mulai menunjukkan tanda-tanda pecah.
Dari perspektif potensi pengamatan komet, pecah atau disintegrasi komet ini mungkin sedikit mengecewakan bagi yang mengharapkan komet terang yang utuh. Itu karena komet ini sudah pasti gagal muncul terang. Namun, bagi para astronom, ini adalah kesempatan emas.
Para astronom memanfaatkan disintegrasi ini untuk memelajari material komet. Fragmentasi komet memberikan 'potongan-potongan puzzle' yang membantu dalam memahami asal-usul tata surya, karena komet dianggap sebagai benda langit yang membawa material dari awal pembentukan tata surya.
Komet C/2024 S1 (ATLAS) dipotret pada 8 Oktober 2024, menunjukkan bahwa nukleus komet ini sudah pecah. Kredit: F. Manzini et al. / Astronomer's Telegram #16857 |
Walaupun komet C/2024 S1 hancur berantakan, ia menggambarkan betapa dinamis dan menakjubkannya alam semesta kita. Fenomena ini mengajak kita merenungkan betapa sementaranya keberadaan komet dan objek langit lainnya.
Meski tidak bersinar secerah yang diharapkan, bagi para astronom, fenomena ini tetap memberikan pelajaran penting tentang ilmu pengetahuan dan luasnya alam semesta. Kehancuran komet ini ikut serta dalam serangkaian peristiwa luar angkasa yang memperdalam pengetahuan kita mengenai komet serta posisi mereka di dalam sistem tata surya kita.
Sumber & Referensi:
- Burlaka, O. (2024). Disintegration of comet C/2024 S1 (ATLAS). Universe Magazine.
- Chandler, D. L. (2024). Should we expect a second bright comet this month?. Sky & Telescope.
- Manzini, F., Oldani, V., Ochner, P., Bedin, L. R., Reguitti, A., & Farina, A. (2024). Possible Disintegration of the Nucleus of Comet C/2024 S1 (ATLAS). Astronomer's Telegram, #16857.