 |
| Ilustrasi. Kredit: StarWalk |
InfoAstronomy - Fenomena hujan meteor akan muncul di langit malam ini, 21 Oktober 2024. Dikenal sebagai hujan meteor Orionid, kita akan melihat debris yang dihasilkan oleh Komet 1P/Halley masuk ke atmosfer Bumi. Bisakah diamati di Indonesia? Bagaimana cara melihatnya?
Ya, meteor-meteor Orionid yang kita amati berasal dari Komet 1P/Halley. Komet ini mengorbit Matahari setiap 76 tahun sekali, dan seperti uap yang keluar dari lokomotif, partikel-partikel debu yang dikeluarkan dari inti komet ini tertinggal di sepanjang jalur orbit lintasannya.
Nah, Bumi kita mencegat jalur ini pada akhir Oktober setiap tahunnya. Dari Bumi, kita melihat partikel debu komet 1P/Halley dari arah rasi bintang Orion, momen inilah di mana puncak hujan meteor Orionid terjadi.
Inti komet 1P/Halley sendiri diketahui kehilangan antara 1 hingga 3 meter materi pada setiap lintasan melalui tata surya bagian dalam. Berukuran 8 hingga 15 kilometer, komet ini mampu bertahan selama ribuan tahun mengelilingi Matahari.
 |
| Komet 1P/Halley dipotret pada kemunculan terakhirnya, 8 Maret 1986. Kredit: NASA/W. Liller |
Komet 1P/Halley terakhir kali terlihat pada tahun 1986 dan akan kembali lagi di langit Bumi pada tahun 2061. Namun, Orionid tidak pernah pergi, hujan meteor ini selalu ada setiap bulan Oktober. Siap untuk berburu puing-puing komet?
Ada Bulan "Mengganggu" Pengamatan
Sama seperti hujan meteor lainnya, jam-jam antara tengah malam hingga fajar adalah waktu terbaik untuk menyaksikan Orionid. Sayangnya, pada tahun 2024 ini, Bulan berada pada fase cembung akhir selama waktu puncak Orionid, sehingga akan menurunkan intensitas kemunculannya.
Istilah "hujan meteor" mungkin bikin kamu menganggap bahwa fenomena ini muncul seperti hujan air. Namun, kenyataannya tidak demikian. Hujan meteor Orionid tahun 2024 ini akan mencapai intensitas 10 hingga 20 meteor per jam saja, dengan kata lain hanya akan ada minimal 1 meteor per 3 menit.
Hal yang menarik dari Orionid adalah, hujan meteor ini dikenal memiliki meteor-meteor yang sangat cepat, jatuh ke atmosfer Bumi dengan kecepatan sekitar 66 kilometer per detik. Walaupun meteor-meteor dalam hujan meteor ini tergolong redup, terkadang mereka menutupi keredupannya dengan meninggalkan jejak gas terionisasi, yang bertahan selama beberapa detik setelah meteornya melesat.
 |
| Meteor Orioni dipotret di New Mexico, AS pada tahun 2023. Kredit: James McCue |
Melihat ke Arah Mana?
Bagaimana kamu bisa tahu kalau meteor yang kamu lihat adalah Orionid? Mudah saja, itu karena meteor-meteor ini akan berasal dari satu titik radian, yaitu rasi bintang Orion.
Kamu tidak tahu di mana arah rasi bintang Orion? Tenang saja, meteor-meteor Orionid, sama seperti hujan meteor lainnya, bisa terlihat pada area selebar 30 derajat atau lebih dari titik radiannya. Dengan kata lain, meteor-meteor bisa muncul dari segala penjuru langit.
Namun, kemunculan rasi bintang Orion di langit diperlukan. Makanya, waktu terbaik untuk melihat hujan meteor Orionid adalah ketika rasi bintang Orion terbit. Nah, pengamatan bisa dilakukan mulai pukul 23:00 malam ini waktu setempat daerahmu, 21 Oktober 2024.
.png) |
| Titik radian hujan meteor Orionid. Kredit: InfoAstronomy |
Jadi... ke arah mana kamu harus melihat? Tidak ada arah tertentu. Carilah area pengamatan dengan medan pandang yang terbuka lebar, cuaca cerah, dan jauuuuuuh dari area berpolusi cahaya. Niscaya meteor-meteor Orionid bisa kamu amati sepanjang malam!
Sumber & Referensi:
- Byrd, D. (2024). Orionid meteor shower 2024: All you need to know. EarthSky.
- Dobrijevic, D. & Howell, E. (2024). Orionid meteor shower 2024: When, where & how to see it. SPACE.
- The Planetary Society. (2024). The Orionid meteor shower 2024: How to watch. The Planetary Society.